Besar, Kuat dan Pantang Menyerah Seperti Gajah

Kamis, 07 April 2016

Bersama Raya


Haii.. Lanjutan dari Bersama Raya, yang belum baca cerpen sebelumnya baca dulu ya.

4.     Bosan!


            Aku bosan! Hari ini Minggu, dan aku tidak punya kegiatan untuk pergi kemana-mana. Bahkan untuk bertemu dengan temanku, mengantar ibu belanja, atau nonton bioskop dengan Kak Damar. Biasanya hari Minggu tidak sebosan ini, kalau memang tidak ada yang mengajak keluar, aku akan menghabiskan waktu di depan laptop untuk sekedar menulis, membaca atau menonton anime. Tapi untuk hari ini, aku bosan melakukan itu semua.
            Aku keluar dari kamar, mencoba untuk mengamati keadaan sekitar. Ibu dan Ayah sudah tidak ada dirumah, sepertinya mereka sudah pergi kerumah om yang baru pindah. Masih ada Kak Damar, aku ke kamarnya untuk melihat apa yang sedang dilakukannya.
            Sepertinya Kak Damar sedang sibuk, dia bolak-balik mencari perlengkapannya, sambil mendengarkan lagu dari band favoritnya Blink-182. Volumenya menguncang kamar, aku sampai pusing sendiri mendengar lagu itu.
“Kak..” Panggilku, tapi tak ada jawaban. Aku mematikan lagu yang dia putar melalui handphonenya, dia yang sedari tadi sibuk mencari langsung berbalik melihat siapa yang mematikan lagunya.
“Kenapa dimatiin? Rusuh banget sih.” Omelnya
“Berisik tau.” Jawabku ringan lalu mendekatinya “Kak, mau kemana? Aku bosen nih.”
“Mau main basket di lapangan depan.”
“Oh, sama siapa?”
“Ya sama temen-temenku lah, kenapa, mau ikut?”
“Ga mau ah, panas.”
“Dih katanya bosen, tapi ga mau kemana-mana” katanya “udah ah aku mau berangkat.”
“Kak jalan-jalan aja yuk, kemana gitu, aku traktir deh kali ini.” Rayuku
“Nanti aja ya, sekarang kakak mau olahraga dulu. Dahhh adikku Airin tersayang, jagain rumah ya, dan selamat membuluk kebosanan...” Dia keluar dari kamarnya, sial, rayuan ku tak berguna.
             Aku duduk di sofa, melihat arah jarum jam, sudah pukul 10.15. Aku menyalakan televisi, mencari acara yang seru tapi tidak ada. Semua acara televisi membosankan,  sepertinya benar apa kata Kak Damar, aku akan membuluk kebosanan di rumah.
            Suara handphone berbunyi, tapi sepertinya suara itu jauh sekali. Aku mencari ke sekeliling ruang tv, tapi nihil, tak bisa ku temukan. Sumber suara handphone itu ada di kamar, aku segera berlari mengambilnya. Sudah ada misscall 2 kali dari Angel. Ketika aku mau menelpon balik, angel sudah duluan menelpon ku, kebetulan.
“Rin, temenin aku yuk.” Katanya dari seberang sana.
“Kemana?” Jawabku
“Ga tau, jalan-jalan aja.”
“Ayooo, kebetulan aku bosen banget nih di rumah.”
“Ya udah tunggu aku, 10 menit lagi aku sampe.”
            Handphone sudah dimatikan, aku masuk ke kamar, melihat bayanganku di cermin. Aku menggunakan kaos lengan pendek, rambut dikuncir kuda dan celana selutut. Ah, sudah tidak usah ganti baju, pasti tidak jauh juga.
            Tak sampai 10 menit Angel sudah mengetuk pintu rumah, aku melihatnya seorang dengan wajah setengah bule, mengenakan kaos pendek dan celana selutut sama sepertiku. Untung aku tidak ganti baju, pasti kita juga tidak akan pergi jauh. Dan dia membawa sepeda sebagai alat transportasinya.
“Cepet amat, belum 10 menit.” Ledekku
“Joki nih, ayo buruan rin keburu selesai.”
“Apanya?”
“Ikut aja..”
            Aku segera mengambil jaket dan topi, karena matahari sudah mulai menyinari dengan percaya diri. Mengunci rumah, dan langsung naik diatas pedal sepedanya Angel. Walaupun Angel cantik, tapi dia lumayan tomboy juga. Jadi tidak keberatan panas-panasan sambil menggunakan sepeda.
            Angel mengarah ke luar kompleks, tapi tidak benar-benar keluar. Dia membelokan stangnya, dan sampailah kita pada tempatnya. Lapangan Basket.
“Sampai.” Angel menyuruhku turun dari sepedanya.
“Kita ngapain kesini?” Tanyaku kesal.
“Aku emang mau kesini.”
“Kenapa ga bilang, kalau kaya gitu mending aku ga usah ikut.”
--oo—
            Aku duduk melihat sekeliling lapangang dengan kesal, bagaimana tidak? Percuma tadi aku menolak ajakan Kak Damar kalau ujung-ujungnya aku malah nyamperin ketempatnya, aku harus jaga-jaga takutnya nanti Kak Damar melihatku, kan aku males kalau diledekin sama dia.
            Babak pertama selesai, waktunya istirahat. Itu Kak Damar! Dia berjalan ke arahku. Aku mengumpat dibalik jaket yang ku pakai untuk menyembunyikan wajah, takut Kak Damar melihat. Tapi sepertinya percuma, dia langsung datang memanggil dan duduk dibangku sebelah.
“Eh rin, katanya ga mau kesini?” Tanyanya sambil meminum air mineral yang dibawanya dari rumah.
“Tau nih Angel, tadi ngajak aku jalan. Eh, taunya kesini.”
“Oh, gimana bosen ga di sini? Mau aku kenalin sama temen-temen aku?”
“Engga, ga usah deh kak.”
“Gapapa, siapa tau nanti kamu jadian sama temenku, kan aku juga yang untung dapet pj.” Jelasnya sambil tertawa.
“Kok rada jahat gitu ya ka?”
“Hahahaha bercandaaa.”
            Saat aku dan Kak Damar sedang mengobrol, seseorang dari belakang menepuk punggung Kak Damar, aku yakin mereka pasti sudah akrab. Ya, aku tau dari cara mereka menyapa. Dan aku tau dia siapa.
“Wedehh Bang Damar, makin keren aja sekarang.” Sapa orang itu heboh, seketika langsung bingung ketika melihat ku. “Loh ai, kamu ngapain disini?”
“Lah lu kenal adek gua ray?” Tanya Kak Damar heran.
“Engga Kak.” Jawabku cepat.
“Kita 1 sekolah, lebih tepatnya gua kakak kelasnya dia.” Jawab Kak Raya.
“Bohong Kak, dia ngaku-ngaku.”
“Lah jadi gimana?”
“Iya, dia kakak kelas aku.”
“Ngaku juga.” Ledek Kak Raya.
“Loh kok kalian bisa kenal?” Tanyaku heran
“Jadi gini rin dia nih si Raya kampret ini, dulu satu komunitas basket sama aku. Dia satu-satunya junior yang ga takut sama aku, dan ya gini sekarang akrab deh.” Kak Raya menjawab kebingungan yang tergambar diwajahku.
“Oh gitu.” Aku menganggukan kepala tanda mengerti.
“Kenapa ga dari dulu aja bang bilang kalau Airin adek lu, kan gua bisa, ehmmm gimana ya?”
“Mau ini?” Kak Damar mengepalkan tangannya.
“Adek lu galak-galak gemes sih bang, suka lah gua sama adek lu.”
“Udah ah, Kak aku mau nyamperin Angel dulu ya.” Aku berlalu, “Kak baik-baik jangan deket sama dia, dia itu aneh loh.”
            Aku berlalu pergi, malas mendengar ucapan Kak Raya. Pasti kalau aku tetap ada disana dia banyak ngomong yang aneh bin ga jelas. Aku ketempat Angel, tapi seperti biasa Angel sibuk dengan Kak Hengki, kadang aku bingung, sesayang itu kah Angel ke Kak Hengki, sungguh cinta itu buta.
            Babak ke-2 dimulai, Kak Raya yang tadi baru dateng ikut bergabung dengan tim Kak Damar, Kak Hengki juga masuk ke tim itu. Melihat mereka ber-3 sepertinya beda dari pada pemain yang lainnya, mereka memiliki aura tersendiri sebagai pemain basket. Dari postur tubuh mereka saja sudah terlihat bedanya. Kak Damar, Kak Raya, dan Kak Hengki memiliki tinggi yang lebih dari pada lawan-lawannya.
            Aku melihat pinggir lapangan, di sana banyak perempuan yang meneriakkan nama Kak Raya. Katanya sih emang Kak Raya ahli dalam olahraga ini, tapi aku belum pernah liat langsung dia sedang bermain basket. Jadi, aku kira itu bohong. Ternyata memang benar permainannya bagus, ku rasa lebih bagus dari permainan Kak Hengki. Saat Kak Raya menyerang musuh dengan teknik satu lawan satu, terlihat keren sekali, jujur aku malas mengakuinya tapi memang kenyataannya seperti itu.
Kekompokan tim mereka bagus, sehingga dari tadi bisa mencetak skor dengan baik. Satu persatu skor dicetak membuat rentang yang sangat jauh dengan skor lawan. Diwaktu 3 menit sebelum berakhir, ada lawan yang kesal dan mendorong Kak Raya hingga terjatuh. Perempuan yang tadi meneriakan namanya langsung histeris melihat idolanya jatuh, tapi ekspresi Kak Raya seperti tidak terjadi apa. Memang dasar orang itu, dia terjatuh bukannya menunjukan wajah kesakitan atau apa, malah tersenyum sambil mengacungkan jempol ke arahku, menunjukan kalau dia baik-baik saja. Aku terkejut, dan membalas senyumannya.
Permainan pun dihentikan dengan skor 35-20 pemenangnya adalah grup Kak Damar. Sebenarnya tidak ada hadiah dari permainan ini, hanya untuk melatih sportivitas dan meningkatkan kualitas para pemain. Terkadang memang ada yang terbawa emosi, karena memang suasananya seperti sedang tanding. Angel heboh berlari ke arah tempat para pemain sedang istirahat, tangannya penuh dengan minuman mineral yang baru dibelinya tadi di depan.
“YEY! Menang!” Angel teriak, “Nih minumnyaaaaaa...”
“Makasih leee..” Jawab Kak Hengki manis
“Kalian kok menggelikan gini ya?” Kataku
“Tau nih.” Kata Kak Damar
“Ai, kamu ga ngasih aku minum?” Tanya Kak Raya dengan suara yang manja
“Raya!” Jewer Kak Damar
“Emang enak?” Kataku sambil menjulurkan lidah
“Udah yuk kita pulang.”
“Ayo..”
            Aku dan Kak Damar izin pulang duluan, Angel? Ya pasti pulang dengan Kak Hengki. Di perjalanan menuju pulang, Kak Damar banyak tanya tentang Kak Raya ke aku, tapi aku tidak meresponnya, habis pertanyaannya berlebihan. Panasnya benar-benar sangat terik, cuacanya juga panas, seperti membakar kulit.
            Sesampainya di rumah aku baru sadar ternyata handphone ku tertinggal, saat aku cek sudah ada 2 panggilan tidak terjawab, dan 2 pesan masuk. Nomer yang sama, Kak Raya! Ah, orang itu memang punya percaya diri yang luar biasa.
Kak Raya : “Ai, kamu ga usah panik. Aku baik-baik aja kok.”
Kak Raya : “Tadi kamu terpesona ya ngeliat permainan aku sampe bengong gitu?”
Airin      : “Siapa yang panik? Aku ga panik tuh. Aku ga liat kamu, aku liat Kak Damar.”
Kak Raya : “Kok tadi pas aku jatoh, terus senyum ke kamu, kamu bales senyum aku?”
Airin      : “Senyum itu ibadah.”
Kak Raya : “Aku seneng liat senyum kamu.”
            Aku tidak membalasnya lagi, kalau diteruskan pasti bakal super tidak jelas. Aku lebih memilih tidur, suasanya enak untuk tidur.

--oo--
51

51 komentar:

  1. Susah syekalehh mengkik publikasikan, dari tadi gagal melulu, terpaksa harus ngetik lagi deh. Hmehzzz banget. Oke gak papa deh *gue strong*

    Sebelumnya ini cerpen kah? Curhat? Atau cerpen berselubung curhat? Hayo ngaku hayooo *apasih*

    Gue suka ceritannya tenlit, ringan, santai, asik aja bacanya. Cerita remaja. Mengingatkan masa lalu *ini gue berasa tua*

    Tapi sayang typonya cukup banyak bersliweran. Cukup menganggu gue sebagai penikmat. Macem punya ku, punya mu, ku katakan, itu digabung.
    Eng, terus kemana, kesini, kesana, itu dipisah.
    Dirumah disekolah juga pisah.
    Gitu aja sih, :))

    Dan salam kenal nadiah. Ini kunjungan pertama

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf onti Latifah, mungkin tombol publikasikan lagi baper.
      No, ga ada unsur curhat di sini. Emang tua :p
      Makasih loh sarannya, tadi udah aku perbaiki semoga agak mendingan jadi pembaca bisa menikmatinya secara maksimal wkwkwk

      Salam kenal juga latifah, semoga selanjutnya bakal sering main-main ke sini.

      Hapus
    2. Onty? Oke baik lah ponakan, anyway ini gak salah link bw kan yah.

      Iya bagus itu, jadi lebih sedep dibaca. Jadi sipp. Satu yg hrus dicamkan, aku bukan tua, tetqpi dewasa dan matang, buah kali ah ya,

      Amin semoga beth berkunjung dan bersilaturahmi ke blog ini. Asikkk

      Hapus
    3. Ini bener kokkkk...
      Iya donggg, tinggal dipetik yah? hahaha
      Aminnnn..

      Hapus
  2. Ciyee yang diperhatiin sama kak Raya. kak Raya orangnya modus-modus gimana gitu ya. Ciyee yang disukain sama kak Raya.

    Bosen ah kebanyakan ciyee..

    Kayak komennya kak Latifah diatas ini cerpen atau curhat atau curhat yang disusupin cerpen? Tapi suka sih ceritanya ngalur gitu aja.

    Penasaran nih hubungannya Airin sama kak Raya entar jadi apa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cie yang baca, Cie yang ga diperhatiin :p

      Ini ga ada usur curhat ya ampun -_- bener deh, kenapa pada bilang curhat sih?

      Anda penasaran? sama saya juga wkwk :D

      Hapus
    2. Ciyee yang gak diwaro..

      Yah biasanya yang bikin cerpen romance gini pasti ada curhatnya lah. Biasanya lho ya.

      Penasaran lah kayak gimana hubungannya. Btw itu pas main basket ada jurusnya nggak, kek ada ignite pass atau emperor eye gitu?

      Hapus
    3. #AkuMahApa?

      Iya sih, dikiiiiiit..

      Harusnya sih ada, tapi kalau misalnya dimasukin nanti jadinya kaya kuroko dong *seketika kepiiran kuroko*

      Hapus
  3. Itu pas maen basket di lapangan ada wasitnya engga neng? Kalo ada, kok wasitnya engga diceritain
    Kalo engga ada, diadain ja
    .
    Wah romantis juga y neng sama kak raya
    So suit dah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya ya? Ada atau engga ya? Airin ga liat wasit deh kayanya, ga ngerti sama tugasnya wasit apa :(

      So suit...

      Hapus
  4. Keren cerpennya. Simple dan mudah dibayangkan.
    Maaf ya gak bisa baca dari awal, hehe
    Semangat terus nulisnya. Jangan sampe kaya saya, bikin cerpen kandas ditengah jalan -,-
    Nice post

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dimaafkan.
      Siap bang Ican, semoga ga hilang ditengah jalan, makasih :D

      Hapus
  5. haha, diakhir akhir cerita senyum senyum sendiri, terbawa dalam suasana. Masih ada kejanggalan di titik koma, gue sedikit bingung, tapi ceritanya ajib dah.

    gue juga rada bingung, kirain si pemeran utama ceweknya si raya, eh rupanya, namanya airin. Pemeran cowok yg bernama Raya. Sedikit tertipu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya? Nanti aku perbaiki deh, maaf ya membingungkan.
      Hahahaha bukan kamu aja kok yang tertipu, banyak juga yang tertipu :D Gomenn..

      Hapus
  6. Kak Raya keliatannya tipe-tipe cowok suka modus gitu, ya. Keliatanya..

    Cerpen nya kayak jaman sekarang banget gitu ya. Suka sama kaka kelas gitu. Keren lah pokoknya, wkwk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya bisa dibilang gitu sih.
      Wkwkwk kekinian ngetzzz :D

      Hapus
  7. Kak raya kok gitu banget ya.. haha
    Kalo aku jadi airin udah aku colok matanya.. haha
    Btw airin itu kamu ya?. hehe
    Aku si ngefansnya sama kak Damar. Penggambarannya bagus. Keren-keren gimana gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sabar, jangan galak-galak.
      Bukan akuuuu.. Ngefans sama kak damar? iyalah keren-keren menggoda gitu wkwk

      Hapus
    2. ceritanya dibikin Kak damar jadian sama airin donk, terus nikah.. biar ekstrim.. haha

      Hapus
    3. Ini abang-adek asli, mana bisa gitu. Nanti aku dikecam sama orang-orang kak~

      Hapus
  8. Lama2 kayak ftv ini. Jadian deh.. walaupun bilang gak suka gue yakin nanti jadian. Biar kak samar dapet pj.. Wkwkwk

    Eh iya, tapi hati2 juga si. Kayaknya dia ahli bgt gombal. Mungkin udah sarjana gombal kali ya... hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maafkan daku, mungkin lama-lama ini nanti kek cerita tukang bubur naek aji. tapi kaga panjang-panjang amat kok..
      Raya belajar dari Dilan :D

      Hapus
  9. Sukaa pas bagian dia ngaca. Nggak tahu kenapa suka aja. \:p/

    BalasHapus
  10. Lucu namanya Raya, nama panjangnya pasti Hari Raya... hahaha...
    Tapi orangnya suka gombal banget ya dan PDnya gak ketulungan OMG
    Apa ini namanya jatuh cinta pada pandangan pertama yak?
    Tapi kayanya judulnya kurang pas deh sama isi cerita,,, heheh PEACE...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukannn atuh kakak Erni hehe..
      Mungkin bisa gitu, aku juga tak mengertii..
      Kayanya sih emang gitu, soalnya waktu pas nentuin judul aja bingung. jadi diambil secara garis besar aja deh, walaupun ga nyambung hehe :D

      Hapus
  11. cuaca paans membakar kulit sama dong kayak di pekanbaru.. muhehehe...

    alah pasti baper tuh si Airin pas kak raya nya bilang seneng liat senyumannya...
    hahaha

    BalasHapus
  12. Suka cerita kayak gini, kakak-adek yang deket banget ditambah temen kakaknya yang naksir adeknya, jadi ngebayangin konflik-konflik apa yang bakal muncul nanti. :D

    BalasHapus
  13. Balasan
    1. Kamu juga namanya bagus ya 'pengobatan benjolan di payudara'.

      Hapus
  14. bagus cerpennya.. tidak bertele2 dan mudah dibayangin juga. keep writing y

    BalasHapus
  15. Waaah cerita nya ala-ala ABG ini ya.. BTW itu kak Rayanya kece nggak? kalo kece pasti udah dibikin baper haha

    BalasHapus
  16. Haa. Endingya bikin senyum2 XD
    Nice.. btw aku gak pake baca sebelnya sih... good (y)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe makasih kak Vindy..
      Gapapa mba, siapa tau sukaa :D

      Hapus
  17. Hmm, padahal di awalnya Airin udah nggak mau di ajak ke lapangan basket ya sama Kak Damar, eh si Angel malah ngajakin kesana haha. Tapi gapapa, kan di lapangan basket Airin bisa ketemu sama Raya.

    Ternyata Raya juga temennnya kak Damar yaa. Lucu juga oas si Raya oengen deketin Airin tapi kak damarnya ngelarang haha. Emang gitu sih sosok kakak, mungkin pengen melindungi adiknya gituu.

    Keren loh ini ceritanya, romantis-romantis gimanaa gitu. Bikin senyum-senyum sendiri hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyalah kakak cowok yang baik #DamarKakakPengertian hehehe

      Makasih hehehe :D

      Hapus
  18. Nad, gue baca ni yg pertama kemaren. Ini yang kedua ya? Atau ini udah happy ending. XD Soalnya karakter Raya emang bikin gue agak giman2 gitu.

    Dari awal kemaren dia tiba2 suka dan ngasi apa kemaren? Jam ya? Lupa gue. Mungkin jam kalo gak salah. Sekarang, la wong disenyumin aja, udah baper.

    Ngikut komentar di atas, gue juga ngerasa ini kecampur sama curhat ya nad? Ngaku aja deh... Ya, cerita seperti ini ringanlah buat gue yg sudah nggak muda lagi. XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini udah ke-4 pangeran :( Agak gimana? alay kah? Maafkan :))

      Jam pangerannn, namanya juga dia mah lemah anaknya disenyumin aja baper..

      Ampun aku dikeroyok suruh ngaku ini curhat atau enggaa -_- Keringanan sampe berterbangan yaks? Hehehe masih muda kokkk.... berapa tahun yang lalu

      Hapus
  19. Cowok yang super PD kayag si raya itu memang kampret banget deh, cara modusnya dapet banget. pasti lama kelamaan bisa jadian tuh mereka :D semoga...

    biasanya kalo pas hari libur keluar rumah, eeh ini dirumah ajah bakal jadi sangat bosen dirasa, gue sendiri pun gitu, kadang gue berharap ngak ada hari libur biar gue ngak bosen dirumah tapi hari libur juga sangat berarti bagi gue.

    gue juga ngikut sama pangeran, ini keliatan jelas seperi curhat, ngaku ajah deh ini true story banget kan, iya kan, iya kan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe ya gitu deh si Raya mah, anaknya modusan banget..

      Cie sehati sama Airin :P

      Ga ada true storynya sama sekali, akuh seriussss...

      Hapus
  20. Anjeeeer, percakapan terakhirnya bikin senyum-senyum sendiri, padahal aku cowok 😂

    Wah ceritanya keren. Lanjutkan...

    BalasHapus
  21. raya.. raya.. raya... *jadi suporter basket ceritanya*
    whahaha, tebal juga mentalnya raya di dialog terakhir. biasanya tipe-tipe cowok kayak gitu adalah tipe yang anti baper, tapi gampang ganti cewek.

    BalasHapus
  22. Kak Raya sukanya gitu ya, bikin kikuk hahahha
    Ini cerita asli bukan ya?

    BalasHapus

Jangan lupa komentarnya ya, pembaca yang baik itu yang meninggalkan jejak loh. Nanti aku anggep yang ga ninggalin jejak ngefans sama aku, mau?